Masyarakat Indonesia
pada umumnya pasti kenal dengan sosok yang satu ini. Bacharuddin Jusuf Habibie,
seorang Ilmuan kelahiran Gorontalo yang telah mengukir sejarah sebagai salah
satu putra terbaik bangsa ternyata tak lepas dari sajadah. Hal ini terbukti
saat ia menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi, di dalam kantornya
terdapat tempat khusus beribadah lengkap dengan sajadahnya. Hal ini memang bisa
dimaklumi, beliau sendiri pernah bertutur bahwa hal itu terjadi karena ia
sangat mengagumi ayahnya. Ayah Rudi Habibie (sebutan B.J Habibie) yaitu Aloe
Habibie adalah salah seorang pemuka agama, Imam Masjid di daerahnya. Aloe
meninggal saat mengimami sholat dalam
posisi sujud, hal itu membuat seluruh anak aloe terkejut, sedih sekaligus
kagum, termasuk Rudi. Sejak saat itu Rudi sangat giat beribadah dan mengamalkan
ajaran islam.
Sosok Presiden RI ke 3
ini adalah sosok bapak yang bersahaja, murah senyum, dan kata-katanya selalu
mencerahkan. Pendiri ICMI (Ikatan Cendikiwan Muslim se-Indonesia) ini merupakan
sosok yang kental dengan semangat islam modern. Hal itu yang menjadikan
Almarhum H.M Soeharto(dengan segala kontroversinya) memanggilnya pulang membangun industry pesawat terbang Indonesia.
Menurut soeharto, nama habibie dan tingkah lakunya mencerminkan seorang islam.
Berbeda dengan muslim yang lain, habibie mengenyam pendidikan dengan model ala Jerman yang disiplin dan berkualitas
berbasis IPTEK. Hal tersebut membuatnya memiliki semangat yang visioner tentang
kondisi Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam.
Tokoh seperti Habibie
memang jarang ditemukan di Indonesia. Terlebih dengan segala kecerdasan dan
kelebihannya. Menengok pendidikan di negeri kelahiran tokoh dirgantara
ini, Walaupun pendidikan sudah dikatakan
“maju” dan lebih modern, namun faktanya terjadi ketimpangan dalam hal pemberian
bahan ajar pendidikan. Pendidikan bersubstansi religi hanya diberi alokasi
waktu 2 jam dalam seminggu dan lebih banyak mengutamakan substansi yang “dianggap”
lebih penting seperti pelajaran sains, padahal sains dan religi merupakan satu
integritas yang tak terpisahkan. Akibatnya generasi yang dicetak jauh dari
semangat pembangunan dan justru membuat ketimpangan dan krisis social seperti
korupsi, kolusi dan nepotisme yang menjalar. Produk-produk pendidikan tersebut
memiliki bekal pengetahuan umum yang sangat mumpuni dan menjadi ahli di
berbagai bidang, namun karena landasan keimanannya kurang sehingga mereka tidak
mengindahkan factor moralitas dalam bekerja.
Umat islam akan maju,
bila kita menyelaraskan antara saintek dan religi mejadi perpaduan yang
harmoni, hal tersebut telah dibuktikan oleh seorang habibie bersama
putra-putri terbaik bangsa dengan karya-karyanya di bidang
kedirgantaraan. Sungguh ironis sekarang banyak orang cerdas namun tidak
memiliki landasan moral yang kuat, banyak orang religious namun tidak mampu
beradaptasi dengan perkembangan zaman. Mari kita berefleksi dan mengambil makna
dari perjuangan bapak habibie, mengambil hikmah dan pikiran-pikirannya mengenai
kemajuan bangsa dan Negara.
0 komentar:
Posting Komentar